Pattidana

October 21, 2013

Artikel ini dimuat dalam buku “Secangkir Teh Kehidupan — Refleksi Tahun Intan Vihara Metta 1953-2013”, terbitan Vihara Metta, September 2013. Lalu direvisi sedikit pada pertengahan Oktober 2013 dan bisa diunduh di sini.

Edisi Revisi III “Uposatha-Sila”

October 21, 2013

Edisi Revisi III “Uposatha-Sila” bisa diunduh di sini.

Edisi Revisi III “Sila & Pancasila Buddhis”

October 21, 2013

Edisi Revisi III “Sila & Pancasila Buddhis” bisa diunduh di sini.

Perbandingan Dhammacakkappavattana-sutta Berbagai Versi — Pali, Sansekerta, dan Mandarin

March 7, 2013

Makalah “Perbandingan Dhammacakkappavattana-sutta Berbagai Versi — Pali, Sansekerta, dan Mandarin” bisa diunduh di sini.

Lampiran 1

Lampiran 2

Lampiran 3

Lampiran 4

Lampiran 5

Agar formatnya tidak berubah, perlu menginstal font simsun dulu.

Protected: Jadwal Saya

May 9, 2012

This content is password protected. To view it please enter your password below:

Uposatha-Sutta (+ Ulasannya)

March 10, 2011

Pāḷi secara harafiah berarti teks, babon (naskah sumber). Biasanya ini merujuk ke naskah Tipiṭaka itu sendiri. Sedangkan Aṭṭhakathā adalah naskah yang menjelaskan atau mengulas kata-kata atau frasa-frasa tertentu di dalam Tipiṭaka. Demikian pula Ṭīkā, menjelaskan atau mengulas kata-kata atau frasa-frasa tertentu di dalam Aṭṭhakathā (kadang-kadang juga menjelaskan kata-kata atau frasa-frasa tertentu di dalam Tipiṭaka). Kata ‘Pāḷi’ belakangan baru berubah menjadi nama sebuah bahasa.

Dalam terjemahan Uposatha-Sutta (P – Pāḷi) dan ulasannya (A – Aṭṭhakathā) ini kita bisa melihat bagaimana cara Aṭṭhakathā menjelaskan kata-kata atau frasa-frasa tertentu dari Pāḷi. Sayang sekali kami belum sempat menerjemahkan Ṭīkā-nya.

Uposatha-Sutta tersebut dan Ulasannya bisa diunduh di sini.

Edisi Revisi I Uposatha-Sila

March 10, 2011

Edisi Revisi I Uposatha-Sila bisa diunduh di sini.

Edisi Revisi II “Sila & Pancasila Buddhis”

March 10, 2011

Edisi Revisi II “Sila & Pancasila Buddhis” bisa diunduh di sini.

Catumahārāja-Sutta [A. 1:142-3]

December 20, 2010

Oh para bhikkhu, pada hari ke-8 dari [setiap] paksa (paruh bulan), para penasihat karib dari Dewa Catumaharajika (akan) berkeliling meninjau dunia ini, “Apakah banyak orang di antara para manusia hormat pada ibu, ayah, petapa, brahmana, dan para tetua di keluarga; mengamalkan uposatha, senantiasa awas terjaga, dan melakukan perbuatan berjasa?” Read the rest of this entry »

Sutta Perihal Uposatha Berunsur Sembilan [A. 4:387]

December 20, 2010

“Oh para bhikkhu, pengamalan uposatha berunsur sembilan baik pahala, manfaat, kegemilangan, maupun jangkauannya besar sekali. Oh para bhikkhu, bagaimanakah pengamalan uposatha berunsur sembilan yang pahala, manfaat, kegemilangan, maupun jangkauannya besar sekali itu?” “Dalam hal ini, oh para bhikkhu, demikianlah yang direnungkan para siswa Sang Ariya : Para Arahat, sepanjang hidup telah meninggalkan pembunuhan makhluk hidup, telah menghindari pembunuhan makhluk hidup, telah meletakkan tongkat pemukul serta senjata tajam, tahu malu dan memiliki rasa iba, berbelas kasih atas kemaslahatan semua makhluk hidup. Saya pun hari ini, siang dan malam ini akan meninggalkan pembunuhan makhluk hidup, akan menghindari pembunuhan makhluk hidup, akan meletakkan tongkat pemukul serta senjata tajam, tahu malu dan memiliki rasa iba, berbelas kasih atas kemaslahatan semua makhluk hidup. Dengan cara demikianlah saya meneladan para Arahat, dan akan mengamalkan uposatha. Inilah unsur pertama yang menyertai. Read the rest of this entry »